Kamis, 07 Januari 2021

Jurus Lima Kontinum Metode Sentra, mengatasi Problema Anak di Sekolah

 Bagiamana Membuat Anak Baru Nyaman di Sekolah?



Sebagaimana lazimnya di semua TK, RA atau PAUD, yang khas pada awal tahun ajaran baru adalah kehadiran anak-anak yang untuk pertama kalinya memasuki lingkungan baru bernama sekolah. Mereka sedang menempuh proses adaptasi dari lingkungan keluarga dan tetangga, ke lingkungan baru dengan teman-teman baru, yang tidak mereka kenal sebelumnya.

Dalam mengatasi persoalan seperti itu, dibutuhkan kerjasama yang erat antara guru dan orangtua. Pertama-tama, yang perlu dilakukan adalah, pada saat pendaftaran, guru menggali informasi sedalam mungkin tentang riwayat perkembangan anak, baik fisik, emosi maupun kognisinya. Bahkan, perlu juga digali riwayat ketika anak tersebut dalam kandungan sampai ke proses kelahirannya. Informasi itu akan sangat berguna sebagai pijakan, tidak hanya dalam membangun rasa percaya anak tersebut, tapi juga untuk proses pembelajaran seterusnya.

Selain itu, guru juga perlu meyakinkan orangtua bahwa dengan kerjasama yang baik antara guru, orangtua dan anak, kemandirian anak bisa dibangun, dan anak juga perlu mendapatkan kepercayaan bahwa ia bisa mandiri dan mampu melakukan sendiri berbagai hal sesuai kebutuhannya. Kekhawatiran orangtua bisa berpengaruh negatif terhadap proses pembangunan rasa percaya anak pada lingkungan barunya.


Perlu disadari oleh semua guru, pada saat pemberian tema, bahan ajar harus diklasifikasi sesuai dengan urutan pokok materi. Itu bertujuan agar tidak terjadi penumpukan materi, sehingga anak akan mengalami kejenuhan, kebingungan, dan bisa membuat anak merasa lelah atau bosan. Contoh, jika guru mau menjelaskan tentang jenis kulit, jelaskan tentang warna kulit, tekstur kulit yang halus dan kasar, bagian-bagian kulit pada manusia, sampai fungsi dan cara merawatnya. Fokus di situ.

Berikan materi secara perlahan, dan sesuai dengan urutan, sampai anak sungguh-sungguh paham. Dalam hal ini, guru tidak perlu memasang target. Karena, Metode Sentra memakai kurikulum individual, maka biarkan anak berkembang sesuai dengan kemampuan masing-masing.



Jurus Lima Kontinum

Sesuai dengan prinsipnya sebagai pendekatan pendidikan yang berpusat pada anak, dan bahwa guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator, pembelajaran dengan pendekatan Sentra mengenal lima tahapan langkah dalam interaksi guru dengan anak. Kelima tahapan itu dinamai ”Lima Kontinum,” terdiri dari visually looking on (pengamatan visual), non directive statement (pernyataan tidak langsung), question (pertanyaan), directive statement (pernyataan langsung) dan physical intervention (intervensi fisik).

Layaknya jurus silat, kelima langkah di atas tidak serta-merta dikerahkan sekaligus untuk mengatasi”masalah” yang terjadi di kelas. Guru hanya mengeluarkannya satu-persatu dan secara berurutan. Jika jurus pertama tak mempan, maka barulah guru mengeluarkan jurus kedua. Jika jurus kedua juga belum mendatangkan hasil, maka langkah ketiga digunakan. Demikian seterusnya, hingga langkah kelima. Namun, jika anak berubah pada langkah kedua atau ketiga, maka guru harus mengakhiri “langkah darurat” tersebut, dan membiarkan anak-anak kembali bermain.

“Semua langkah memang boleh dilakukan oleh guru, namun alangkah bagusnya jika guru tidak mudah menggunakan langkah terakhir, yakni intervensi fisik. Karena, langkah itu merupakan tahap paling rendah di antara lima kontinum. Guru harus pandai-pandai mengatur situasi agar intervensi fisik jangan sampai terjadi,” kata Rika Rachmawati, salah seorang guru TK Batutis Al-Ilmi.


Visually looking on. Pada langkah pertama ini, guru melakukan pengamatan terhadap seluruh situasi yang terjadi di dalam Sentra. Misalnya, pada suatu saat, seorang anak konflik dengan anak lainnya. Atas peristiwa itu, maka jurus pijakan guru adalah melihat kedua anak itu secara dekat, sehingga mereka mengerti bahwa sedang diperhatikan guru secara seksama. “Ibarat film, kamera lantas men-zoom sebuah obyek sehingga nampak jelas,” kata Siska Y. Massardi. Dengan demikian, kedua anak itu akan segera meredam emosinya dan tidak akan melanjutkan konfliknya.

Jika jurus Visually looking on kandas, maka guru harus mengeluarkan langkah berikutnya, yakni non directive statement. Jurus ini adalah pernyataan tidak langsung yang disampaikan guru kepada kedua anak tersebut. Bentuk kalimatnya adalah, “Sepertinya ada masalah di sini…”

Nah, langkah ketiga, yakni question segera muncul saat non directive statemen tak mengubah keadaan. Pertanyaan itu kira-kira berbunyi begini: “Bagaimana seharusnya seorang anak berkomunikasi dengan temannya?”

Kalau jurus ketiga pun tak digubris oleh kedua anak itu, maka langkah berikutnya adalah directive statement. Guru memberikan pernyataan langsung kepada mereka berdua: “Seorang anak yang soleh adalah yang ketika bicara menggunakan suara yang lembut dan sopan.” Jika tak ada perkembangan, maka guru harus mengeluarakan langkah pamungkas, yakni physical intervension. Di sini, guru langsung melerai keduanya secara fisik, dan memberi contoh bagaimana berkomunikasi dengan teman secara dengan benar dan sopan.




disadur dari :


https://metodesentra.wordpress.com/2014/03/05/siap-dengan-sentra-di-tahun-ajaran-baru

Senin, 04 Januari 2021

Pemenang Lomba Business Strategic Competition Indonesia Talent Week 2020 Erlangga

 

Alhamdulillah untuk kesekian kalinya TK Islam Plus e~SchooL yang berlokasi di Jl. Jampue/Jl. Ir. Juanda berhasil mendapatkan Juara Tingkat Nasional.


Kali ini berhasil menjadi Runner Up Lomba Indonesia Talent Week Business Strategic Competion Tahun 2020 yang mengangkat Tema “STRATEGI KREATIF BISNIS YANG DAPAT DIJALANKAN OLEH USAHA SELAMA MASA NEW NORMAL”.


Setelah penjurian dan penilaian dalam jangka waktu yang lama, lomba yang berlangsung dari Juni-Oktober 2020, telah dilaksanakan pengumumannya hari Senin, 4 Januari 2021.


Lomba ini diperuntukkan untuk umum, sehingga semua masyarakat bisa mengikutinya. Pada lomba ini TK Playgroup Islam e~SchooL mengambil tema e~SchooL, electronic SchooL Solusi Pendidikan Anak Usia Dini di masa pandemi.


Untuk penerimaan Hadiah dan Penghargaan masih menunggu konfirmasi pihak panitia, namu yang pasti uang pembinaan sebesar 10 juta rupiah menjadi suntikan semangat baru untuk e~SchooL tetap berkarya, menghadirkan layanan paud terbaik, dan berprestasi kedepannya...


Diakhir wawancara, Kepala TK Islam Plus e~SchooL, menyatakan bahwa semua prestasi tersebut tidak lepas oleh dukungan dan bimbingan dinas pendidikan Kab.Pinrang, dalam hal ini pembinaan Ketengaan yang di pimpin oleh Bapak Nahrun Katta yang senantiasa siap dalam mendampingi setiap guru yang ingin bekarya, dimana tidak jarang terjun langsung mendampingi setiap usaha guru dalam mengikuti lomba dan kegiatan lainnya,

pembinaan dari Bidang Paud dan Dikmas selaku pembimbing semua Paud di Kab.Pinrang, serta Kabid Perencanaan Dikbud Pak Mutktar yang senantiasa memfasilitasi karya-karya guru dengan sangat maksimal.


Semoga dengan bimbingan beliau-beliau paud di Pinrang lebih maju, dan Gurunya lebih berkarya dan sejahtera.