Rabu, 02 Desember 2020

Membuat Aplikasi Game Permainan sederhana untuk media Pembelajaran

Pandemi membuat semua tatanan kehidupan berubah, sehingga menjadikan pendidik dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam membuat pembelajaran dan media pembelajaran. 

Salah satu inovasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Lembaga Pendidikan eSchooL adalah membuat permainan sebagai media pembelajaran yang mudah dan murah karena bisa diakses di mana saja walau tanpa jaringan internet...

Salah satu contoh media pembelajaran sederhananya adalah

Game Literasi Dasar dengan pendekatan Budaya Nusantara.

Silahkan di download dan di gunakan dengan bijak ya..

Literasi Dasar berbasis Budaya Nusantara

Untuk games lainnya dan materi pembuatan games silahkan kunjungi Akun Youtube Hijriah Syam atau media sosial Instagram tkislampluseschool atau direct contact di eschooluntukindonesia@gmail.com atau 085299424165


🤗🤗🤗

Senin, 02 November 2020

RAMPUNG (Rak baca Punggung) Inovasi Peningkatan Minat baca pada Anak Usia Dini di TK Islam Plus eSchooL

                                             RAMPUNG (RAK BUKU PUNGGUNG)

KREATIVITAS TANPA BATAS PENINGKATAN MINAT BACA

DI TK ISLAM PLUS e~SCHOOL




Latar Belakang peningkatan minat baca di TK Islam Plus e~SchooL

Sekolah  merupakan  lembaga  pendidikan  untuk  belajar. Sekolah  berperan  penting  dalam  bidang  pendidikan  dan merupakan  tempat  yang paling  efektif  dalam  proses  belajar. Pendidikan  adalah hal  utama  yang dilakukan  oleh  setiap  bangsa  untuk  mencapai  kemajuan generasi penerusnya.  Semakin  berkualitas generasi suatu  bangsa  itu  semakin  memberikan efek  positif  bagi  kemajuan  bangsa  dan negaranya.  Pendidikan juga merupakan  suatu  proses  yang  bertujuan untuk mengembangkan sikap, tingkah laku dan membantu dalam pembentukan karakter serta mencerdaskan setiap individu. Sehingga, pendidikan di sekolah tidak hanya terpusat pada pengembangan akademik tapi juga mengembangkan bakat dan minat anak.

Sekolah dalam kapasitasnya sebagai wadah pengembangan minat anak memiliki peran yang penting. Namun, sekolah pada tingkat Taman kanak-kanak tidak mudah menjalankan peran tersebut. Anak yang baru mulai mengenal dunia luar selain rumah dan orang tua atau keluarga mengharuskan guru atau sekolah harus mengobservasi secara menyeluruh terhadap minat anak tersebut. Minat atau ketertarikan anak terhadap sesuatu akan terlihat dari kecenderungan anak di dalam maupun di luar kelas.

Pengembangan minat pada anak di Taman Kanak-kanak lebih kepada stimulasi dan pembentukan kebiasaan baik. Oleh  karena itu dibutuhkan  kondisi  dan stimulasi yang  sesuai  dengan kebutuhan anak  agar  pertumbuhan  dan  perkembangannya  tercapai  secara optimal. Pada  masa  perkembangan  anak  usia  dini  biasa  disebut dengan masa emas  atau  Golden  Age,  masa  golden  age  adalah masa anak usia dini (AUD) untuk mengeksplorasi hal-hal yang mereka ingin lakukan, senang bermain dan peka terhadap rangsangan sekitar.

Membaca merupakan stimulasi yang sebagian besar dilaksanakan di Taman Kanak-kanak. Tidak berarti anak diharuskan mampu membaca, tapi lebih kepada ketertarikan anak pada aktivitas membaca dan kebiasaan-kebiasaan yang menuju kepada pembentukan minat baca yang kuat pada anak melalui pembiasaan literasi oleh guru dan penyediaan wadah membaca oleh sekolah. Membaca pada anak merupakan kemampuan awal dalam proses menguasai keterampilan membaca secara menyeluruh. Pengenalan membaca biasa dilakukan atau didapatkan oleh anak Taman Kanak-kanak yaitu sekitar 4-6 tahun. Anak-anak yang memperoleh keterampilan membaca akan lebih mudah menyerap pengetahuan dan pembelajaran pada waktu-waktu selanjutnya dalam kehidupan anak. Membaca pada anak dimulai dengan pengenalan huruf, belajar mengeja kata dan kemudian belajar memaknai kata-kata dalam suatu kalimat yang memiliki arti yang sebagian besar dilakukan dalam serangkaian kegiatan bermain di sekolah.

Makna peningkatan minat baca di TK Islam Plus e~SchooL

Pengembangan Minat Baca di TK Islam Plus didasarkan oleh empat aspek minat baca anak menurut Safari (2003). Pertama perasaan senang seorang anak atau suka terhadap suatu, maka anak tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya tersebut. Kedua, ketertarikan Anak Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan membaca itu sendiri. Ketiga, perhatian anak, yang merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Anak yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut. Keempat keterlibatan Anak, etertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.

Pengembangan minat baca dilakukan dengan cara yang sesuai dengan usia anak, yaitu dengan beragam aktivitas yang menarik sehingga tingkat konsentrasi anak   panjang dan tidak mudah beralih oleh sesuatu yang menarik perhatian anak. Proses belajar membaca harus menyenangkan seperti bermain agar tidak merasa bosan. Kemampuan membaca berhubungan dengan minat dan kebiasaan membaca. Dari kegiatan mengembangkan minat baca dapat memunculkan indikator-indikator minat baca yang tumbuh pada diri anak. Di TK Islam Plus indikator peningkatan minta baca terfokus pada perasaan senang atau suka anak terhadap kegiatan pengenalan huruf, angka, dan membaca awal sehingga anak akan terus tertarik mempelajari ilmu tersebut sehingga konsentrasi anak terhadap aktivitas tersebut lebih lama dan lebih terlibat dalam aktivitas-aktivitasnya.

Sehingga makna dari peningkatan minat baca di Sekolah lebih terpusat pada jumlah anak yang menyukai dan terlibat pada aktivitas membaca, durasi waktu pada aktivitas membaca/dibacakan buku, serta pemahaman anak tentang aktivitas tersebut.

Inspirasi program peningkatan minat baca

Perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi saat ini menuntut  terciptanya masyarakat  yang  gemar  belajar.  Salah satu proses  belajar  yang  efektif  antara  lain dilakukan  melalui  membaca.  Anak  yang  gemar  membaca  memperoleh pengetahuan  dan  wawasan  baru  yang  akan  semakin  meningkatkan kecerdasannya  sehingga  mereka  lebih  mampu  menjawab  tentang  hidup  pada masa-masa  mendatang. Slogan manfaat akan membaca salah satunya yaitu “membaca  adalah  jendela dunia”.  Maksud slogan tersebut  bahwa dengan  membaca  akan membuka dan menambah  wawasan  dan  pengetahuan  pada individu, sehingga akan lebih baik jika anak-anak di biasakan gemar membaca sejak usia dini.

Terinspirasi dari kebutuhan dan manfaat membaca sejak dini yang sangat penting, sekolah harus memberikan stimulasi untuk menarik anak mendalami dunia literasi pada umumnya atau aktivitas membaca pada khususnya. Setelah anak-anak memiliki kemampuan membaca, akan penting untuk dilanjutkan dengan memberikan bahan bacaan yang menarik dan representatif terhadap perkembangan anak. Bahan bacaan yang menarik dapat menggugah minat anak untuk membaca buku, sehingga akan membentuk kebiasaan membaca. Jika kebiasaan membaca sudah tertanam pada diri anak, maka setelah dewasa akan menjadi suatu kebutuhan dalam hidup mereka. Sehingga kebiasaan individu yang dilakukan secara terus menerus dan turun temurun akan dapat menciptakan budaya membaca di kalangan masyarakat.

Hasil akhir yang ingin dicapai  

Minat  bukanlah  suatu hal yang  dimiliki  oleh seseorang  begitu  saja, tapi minat harus ditumbuhkan  dan dikembangkan.  Minat  tidak tumbuh dan muncul begitu saja ada  dalam  diri  sesorang, melainkan  tumbuh karena  adanya  pengalaman  dan aktivitas untuk mengembangkannya.  Minat muncul  karena  daya tarik  dari  luar  dan  juga  datang  dari  kemauan anak. Minat merupakan  kecenderungan  yang  menetap  untuk merasa  tertarik  dan dipengaruhi  oleh  perkembangan fisik,  mental,  kesiapan  belajar,  pengalaman,  bahan bacaan,  keadaal  lingkungan,  dan terlebih dari dukungan  orang tua. Sehingga pengembangan minat baca di sekolah akan maksimal hasilnya jika melibatkan orang tua, terlebih untuk anak usia dini.

Pengembangan minat baca bersama orang tua ini perlu di tumbuhkan sejak anak usia dini atau sejak anak mulai bisa membaca. Dengan menumbuhkan minat baca sejak  usia  dini  di  harapkan  budaya  membaca anak akan lebih meningkat serta kelekatan antara orang tua dan anak meningkat. Minat baca sangat penting bagi anak taman kanak-kanak, oleh sebab itu harus di pupuk, ditumbuh kembangkan dan  dibiasakan  sejak  dini. Baik melalui mengajarkan membaca dengan teknik bermain yang menarik maupun dengan membaca melalui Read Aloud  yang dilakukan orang tua dan guru. Dengan  kegemaran  membaca  buku  maka  pada diri  anak akan  tertanam  untuk  memiliki  minat  baca  yang  kuat baik dari kuantitas membaca dalam artian durasi waktu, keseringan melakukan aktivitas membaca, maupun secara kualitas seperti peningkatan pemahaman ataupun peningkatan tahap berpikir pada anak.  Dan kelanjutan dari kegiatan membaca di usia dini yang meningkatkan minat membaca anak nantinya tidak hanya tinggi pada buku cerita/kisah saja tetapi pada buku pelajaran sekolah pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Proses Pelaksanaan Peningkatan Minat Baca Di Tk Islam Plus e~School

Peningkatan minat baca di TK Islam Plus e~SchooL diawali dengan keresahan sekolah akan minat baca anak yang cenderung menurun dengan adanya serangan multimedia dari perangkat smartphone ataupun gadget lainnya pada anak. Dimana anak menjadi lebih akrab dengan perangkat tersebut dibandingkan dengan buku cerita, komik, atau buku pada umumnya. Sehingga tim penanggung jawab Taman Baca e~School merancang beberapa strategi dan kegiatan untuk kembali memupuk minta baca pada anak. Beberapa diantaranya adalah pembaruan suasana sarana taman baca sekolah, penambahan koleksi buku/bahan bacaan di Taman baca, Kantin Baca, Pojok Dinding Kreasiku, dan terakhir rangkaian jemput bola dengan ”Rampung (Rak Buku Punggung)”.

Pembaruan suasana pada sarana Taman Baca sekolah diawali dengan memindahkan posisi taman baca yang awalnya di dalam gedung sekolah ke posisi yang lebih mudah dan menarik anak yaitu di halaman depan sekolah, tempat anak-anak kebanyakan menghabiskan waktu untuk bermain dan bercengkrama bersama, serta juga mudah dijangkau oleh orang tua saat mengantar, ,menjemput, ataupun menunggu anak. Tahap kedua yaitu, menghias dinding dan renovasi rak buku dengan rak yang lebih ramah anak dan menarik anak, orang tua, guru, serta masyarakat sekitar.

Penambahan buku-buku dan bahan bacaan sekolah dilaksanakan bersama orang tua serta masyarakat sekitar dengan melaksanakan analisis kebutuhan buku atau bahan bacaan yang dibutuhkan oleh anak, orang tua, dan masyarakat sekitar melalui wawancara singkat secara tidak formal, ataupun observasi singkat pada peserta didik. Sehingga buku-buku yang ditambahkan dalam koleksi taman baca e~SchooL benar-benar tepat sasaran dan dimanfaatka secara maksimal oleh anak, guru, orang tua, dan masyarakat sekitar. Penambahan koleksi buku dan bahan bacaan juga melibatkan pihak BUMN/perusahaan swasta/Organisasi profesi lainnya pada progam CSR dalam menyumbangkan buku atau bahan bacaan sesuai kriteria analisis kebutuhan tersebut. Beberapa yang menjadi sponsor maupun donatur buku di Taman baca e~School yaitu PT.WomFinance, FLP, KGB, APPI, HIMPSI, PLN UP3 Pinrang, BRI, Dinas Pendidikan,  baik sebagai perwakilan perusahaan/ organisasi maupun secara personal.

Prasarana pemanfaatan Taman Baca juga ditambahkan untuk menarik anak dan orang tua untuk berkunjung. Aktivitas membaca yang biasanya dilaksanakan dalam ruangan taman baca, kini ditambahkan kantin baca di sampingnya, sehingga anak bisa merasakan pengalaman membaca diruang terbuka yang langsung berhadapan dengan halaman bermain sekolah. Juga dinding sekolah yang awalnya hanya berfungsi untuk pembatas dimanfaatkan menjadi pojok/dinding kreasiku sehingga anak bebas berkreasi mengembangkan literasi dan imajinasinya secara terarah.

Rampung (Rak Buku Punggung) merupakan sistem jemput bola taman baca e~SchooL dalam meningkatkan minat baca anak. Sistem jemput bola diartikan penanggung jawab taman baca dalam hal ini guru dan kepala sekolah, bergiliran dalam mengunjungi anak dan orang tua di rumah masing-masing. Kegiatan ini merupakan sarana silaturahmi sekolah dan orang tua, mempererat kerja sama dan kesamaan visi dan tujuan antara pembelajaran di sekolah dan di rumah, dan sarana konsultasi. Guru medatangi rumah anak sambil membawa buku-buku untuk anak dan orang tua di punggung (ransel) dari satu rumah ke rumah anak lainnya secara bergantian. Aktivitas pengiring perpustaknan punggung pun variatif sesuai kebutuhan dan kondisi anak, seperti beryanyi huruf dan kata untuk pengenalan huruf dan kata pada tahap belajar membaca, membacakan buku pada anak, mendongeng, berkisah, serta diskusi ringan tentang buku/bahan bacaan dengan anak dan orang tua.

Masa pandemi menjadikan Rampung (Rak Buku Punggung) merupakan alternatif yang sangat efektif dalam menjaga semangat literasi dan peningkatan minat baca anak dan orang tua. Dimana sekolah/lembaga pendidikan melaksanakan pembelajaran secara jarak jauh sehingga frekuensi kunjungan ke taman baca sangat menurun, sehingga inovasi Rampung (Rak Buku Punggung) ini lebih sering dilaksanakan. Setiap akhir pekan di hari Jum’at, Sabtu, atau Ahad sekolah mengadakan kunjungan rutin untuk mengantarkan kit pembelajarn dalam sepekan kedepan dan menjemput kit belajar yang telah dilaksanakan sepekan sebelumnya, sambil membawa buku atau bahan bacaan yang akan dipinjam oleh anak ataupun orang tua. Sehingga, membaca menjadi alternatif reksreasi di rumah selama masa pandemi dengan adanya Perpustaakaan dari rumah ke rumah tersebut.

Masalah yang dihadapi

Pelaksanaan peningkatan minat baca ini terkendala awalnya di dana untuk perbaikan dan penambahan koleksi bahan bacaan, Sekolah belum memiliki alokasi besar untuk taman baca pada saat itu. Namun dengan memanfaatkan program CSR dari pihak swasta/perusahaan masalah dana bisa diselesaikan secara bertahap. Sehingga perpindahan posisi/tempat taman baca yang awalnya sempit dan berada dalam bangunan sekolah menjadi lebih luas, lebih nyaman, dan lebih mudah dijangkau bukan hanya oleh anak, orang tua, guru namun dibuka secara penuh untuk masyarakat umum. Begitupula dengan penambahan koleksi buku dan bahan bacaan menjadi lebih terbuka dan beragam dari berbagai pihak.

Taman baca yang telah lebih luas dan bahan bacaan yang lebih lengkap dan menarik, menjadikan pengelola taman baca tidak tinggal diam selama pandemi, tapi lebih memaksimalkan layanan dengan jemput bola melalui Rampung (Rak Buku Punggung). Namun pada pelaksanaannya mendapat beberapa kendala, diantaranya buku yang kadang basah karena terkena hujan saat diperjalanan mengantarkan buku ke rumah anak.

Pelaksanaan Rampung (Rak Buku Punggung) dimasa pandemi saat ini mengharuskan perawatan ekstra buku dengan mengelap desinfektan setiap kali telah dipinjam atau mengeringkannya sehingga harus ada ekstra waktu untuk membersihkan dan merawat buku tersebut. Namun, dengan pertimbangan keamanan dan kenyamanan saat menggunakan bahan bacaan atau buku, pengelola akhirnya memutuskan untuk membersihkan dan menyimpan buku yang telah dipinjam sementara selama dua atau tiga hari, berdasarkan penelitian tentang lama virus covid  hidup di permukaan kertas yaitu 3,5 jam hingga maksimal 24 jam. Sehingga diharapkan dapat melindungi anak dan peminjam pada umumnya dari virus hingga peminjaman selanjutnya.


Hasil Pengembangan Minat Baca di TK Islam Plus e~SchooL

Pengembangan Minat baca melalui pembaruan suasana sarana taman baca sekolah, penambahan koleksi buku/bahan bacaan di Taman baca, Kantin Baca, Pojok Dinding Kreasiku, hingga ”Rampung (Rak Buku Punggung)” di TK Islam Plus e~SchooL tercapai sesuai harapan , yaitu didalam diri anak tertanam minat  baca  yang  kuat baik dari kuantitas membaca dalam artian durasi waktu, keseringan melakukan aktivitas membaca, maupun secara kualitas seperti peningkatan pemahaman ataupun peningkatan tahap berpikir pada anak. Hal ini ditandai dengan bertambahnya anak yang meminjam buku Rampung (Rak Buku Punggung), meningkatnya variasi buku yang di pinjam anak dan orang tua, serta bertambahnya aktivitas dan intensitas membaca anak dan orang tua di rumah pada jurmal baca yang di-update di grup sekolah setiap pekannya.

          Program peningkatan minat baca di masa pandemi ini, khususnya Program Rampung (Rak Buku Punggung), menjadi alternatif rekreasi keluarga yang sangat bermanfaat bagi anak dan orang tua di rumah. Yang mana orang tua dan anak tetap aman dan nyaman di rumah namun tetap mendapatkan buku dan bahan bacaan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, yang tentunya menjadi alternatif solusi mengisi waktu di rumah secara produktif di masa pandemi ini. Ketersediaan buku di rumah juga menjadikan anak beberapa waktu untuk lepas dari gadget, saling berinteraksi dengan orang tua dan keluarga khususnya saat belajar membaca sendiri maupun saat orang tua/keluarga membacakan buat anak, serta menjadikan anak menjadi lebih kritis dan penuh rasa ingin tahu setelah mendapatkan informasi dari buku atau bahan bacaan tersebut sehingga anak akan antusias menunggu jawaban atau kelanjutan informasi dari cerita atau berita yang dibaca atau dibacakan.

Jumat, 30 Oktober 2020

e~School (electronic SchooL)


Pandemi hampir membunuh usaha di sektor pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini... Tapi Alhamdulillah kini ide tuk pengembangan bisnis di bidang pendidikan menjadi terbuka lebar... e~SchooL, electronic SchooL Di Era New Normal Lembaga Pendidikan, khususnya sekolah untuk anak Usia Dini mengalami penurunan dalam pendaftaran siswa baru dikarenakan orang tua takut untuk menyekolahkan anaknya dikarenakan anak usia dini merupakan kalangan usia yang rentan terhadap virus dan penyakit, serta juga pemikiran orang tua yang enggan mengeluarkan dana untuk sekolah karena merasa rugi membayar sekian rupiah tanpa menggunakan fasilitas sekolah, dan juga pemikiran yang merasa tidak penting untuk memasukkan anak di Paud atau Taman kanak kanak. Hal ini bertolak belakang dengan kebutuhan stimulasi tumbuh kembang anak yang harus dilakukan secara tepat, dikarenakan sinaps otaknya mengalami percepatan koneksi yang luar biasa pada masa Golden Age ini, sehingga diperlukan sebuah solusi untuk anak diam dirumah, walaupu tidak terdaftar sebagai siswa tapi tetap mendapatkan stimulasi sesuai usia dan kebutuhannya. e~School mengambil peluang usaha tersebut dengan menghadirkan kelas-kelas virtual tanpa harus menjadi siswa dari lembaga pendidikan anak usia dini.
Orang Tua cukup membeli paket Class sesuai kebutuhan dan stimulasi yang dianggap penting untuk orang tua dan yang ingin dikembangkan pada anak.

Paket Class tersebut sudah terdiri dari Kit Pembelajaran yang lengkap yang isinya printable worksheet, alat, bahan, petunjuk serta pembibingan secara virtual.

jadi kelebihan e~SchooL adalah orang tua dan anak sisa melaksanakan dan mengikuti virtual classnya, semua bahan dan alatnya sudah tersedia/dikirimkan setelah pembelian kit tersebut. Kelebihan lainnya adalah kit insha Allah sesuai dengan kebutuhan dan usia, karena kami adalah pendidik paud, pengembang kurikulum paud, dan psikolog lembaga PAUD, yang menyusun class dan kit ini, berdasarkan tingkat pencapaian perkembangan anak. Peluang usaha ini bahkan menjadi lebih besar karena tidak hanya pada satu sekolah atau lembaga saja, tapi bisa menjangkau semua anak usia dini dimana saja.
Pemasarannya pun melalui online dari sosial media maupun offline menawarkan ke lembaga atau organisasi yang membutuhkan. So, jangan pernah berhenti berusaha... Pandemi tidak berarti kita diam tanpa karya, Pandemi tidak berarti anak juga hanya dirumah tanpa stimulasi nyata,

Berkarya... Berdaya...
Untuk Anak Indonesia...

Rabu, 29 April 2020

Sejarah Lembaga Pemdidikan e~SchooL

Kisah ini bermula,  dari 17 tahun yang lalu...

Mimpi Anak SMA


Seorang gadis kecil berjilbab putih, duduk di pojok teras kelas..
Pikirannya menerawang jauh, ke balik awan. Masih belum percaya rasanya dia bisa ada di tempat itu, sebuah sekolah andalan kata orang-orang, yang menjadi incaran para pencari ilmu dari pelosok nusantara. Ya, SMAN 2 Tinggi Moncong atau lebih sering di kenal dengan SMA Andalan Malino atau SMUDAMA bahasa akrabnya. 

 Gadis itu, benar-benar masih mengumpulkan segenap ruhnya untuk mempercayai takdirnya dan menjalani takdir yang indah ini. Masih terngiang keraguannya saat dilepas ujian masuk oleh ayahandanya. “Takutka, tidak peDe ka kurasa lulus masuk karena 60 orang ji diterima” ungkapnya saat pamit, tapi dengan besar hati ayahanda hanya berkata “Jika memang rezeki, biar 10 atau Cuma dua orang yang diterima, insha Allah luluski”. Dan Alhamdulillah, disinilah dia duduk di teras kelas IX IPA 1 SMAN 2 Tinggimoncong yang saat tes masuk berhasil meraih posisi ke10 dengan bantuan beasiswa dari Pemerintah Kabupaten Pinrang. 

Hari-hari pertama masih terasa mimpi...
Tapi setelah sebulan menjalaninya, gadis kecil itu sudah mulai merajut mimpi-mimpi..
 Gadis itu adalah saya, dan inilah awal kisah mimpi ini. 

Bersekolah di SMAN 2 Tinggi Moncong atau SMUDAMA lebih akrabnya untuk kami, menjadikan kami harus bisa berpisah dengan orang tua. Berpisah hal yang tidak mudah bagi kami yang masih terbiasa bersama orang tua setiap harinya. Tapi, tetap harus dilakoni demi sebuah cita-cita.
Cita-cita awal yang terbesit dihati sejak kecil memang ingin bermanfaat bagi orang banyak, melihat mama menjadi guru favorit murid-muridnya, melihat ayah bermanfaat banyak bagi muridnya, kakek, paman, dan tante yang bisa dikatakan kami bersaudara memang dibesarkan di kalangan pendidik
Jadilah jiwa yang tumbuh mendarah daging dalam tubuh saya adalah jiwa pendidik. 

Hingga memasuki, semester kedua di Bangku kelas IX sebagai angkatan VII/Lucky Seven Smudama, saat menempuh pendidikan menengah di SMAN 2 Tinggimoncong, saya yang berasal dari Daerah (Kabupaten Pinrang) merasa sangat tertinggal secara pengalaman belajar dan keterampilan belajar dari teman-teman, bahkan dari siswa yang berasal dari Papua, bahkan hingga meneteskan air mata menengadahkan tangan ke langit seraya berazzam/berjanji untuk mendirikan lembaga pendidikan yang berkualitas dan bersaing di daerahnya (Kabupaten Pinrang). Dan  kesenjangan pengalaman belajar & keterampilan belajar tidak dirasakan lagi oleh anak-anak di daerah sehingga anak-anak di daerah pun bisa maju seperti di perkotaan, cukup saya yang merasa tertinggal, tidak anak-anakku kelak.

Dari janji tersebut, saya memutuskan untuk fokus mendalami bidang pendidikan, hingga berhasil lulus tes pada dua Universitas sekaligus, yaitu Universitas Hasanuddin dan Universitas Negeri Makassar. Karena panggilan jiwa pada dunia pendidikan lebih kuat dalam hati, sehingga pilihan saya pun jatuh pada Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (yang saat itu satu-satunya yang menyelenggarakan jurusan Psikologi di Makassar)

Setelah menyelesaikan Pendidikannya sebagai Sarjana Psikologi (2010), saya tidak berhenti begitu saja, dengan dukungan penuh suami dan kelaurga besar, kemudian mengikuti beberapa kursus online, pelatihan, dan penelitian di berbagai lembaga pendidikan di Makassar, Jogjakarta, Bandung, dan Semarang, hingga tahun 2012 mantap untuk membuka Lembaga Pendidikan e~SchooL di Kabupaten Pinrang

Dan disini pulalah mulai merajut mimpi untuk belajar langsung ke negara yang pemerataan pendidikannya paling baik, dan kualitas pendidikan yang terbaik menurut saya, Jepang...


Sekolah Impian



Lembaga Pendidikan e~School berdiri pertama kali di bulan Mei 2010, tapi masih menjadi lembaga training yang membantu siswa-siswi SD, SMP, dan SMA/SMK dalam mempersiapkan aspek psikologis menjelang UN saat itu, dari kota Makassar, Maros, Pangkep, Barru, Pare-pare, dan Kabupaten Pinrang, menjangkau hampir 1000 peserta training..
Tapi, Proses menjadi sekolah yang sebenarnya berawal di 2012...

TK / Playgroup / Daycare Islam Plus e~SchooL
Numpang, ya... awal mendiirkan sekolah ini kami hanya bermodalkan niat yang tulus, semangat yang membuncah, dan tabungan dengan jumlah yang sangat minim untuk mendirikan sebuah sekolah, akhirnya kami berpikir untuk ‘numpang’ di salah satu bimbingan belajar (JILC) yang mana saya pernah menjadi tentor bahasa inggris selama beberapa tahun belakangan, akhirnya kami sepakat bahwa kami ‘numpang’ di pagi hari untuk membuka sekolah hingga siang hari, dan sore serta malam harinya digunakan oleh  JILC seperti biasanya, sehingga e~schooL menyewa gedung tersebut dengan sistem sharing.

Namun, karena membludaknya jumlah pendaftar yang melebihi ekspektasi kami, dalam dua bulan kami harus memutuskan untuk menyewa/kontrak sendiri gedung untuk digunakan, dan Alhamdulilah setelah pencarian yang memakan waktu dan tenaga akhirnya kami menyewa rumah yang hampir hancur, karena lebih dari 10 tahun tidak terawat. Mulai lah kami merenovasi sedikit demi sedikit, memasang aliran listrik, ubin lantai, jendela, membuat pintu, mengecat dinding dan menghias ruangan, serta yang tidak pernah terlupakan adalah menebang rumput yang tingginya jauh diatas tinggi tubuh kami. Yah perjuangan di tahun-tahun pertama yang tidak akan terlupakan. 

 Sesuai kontrak, dengan renovasi tersebut, kami memilki hak pakai selama 5 tahun, walaupun sistem sewa masih kami lakukan setiap tahunnya. Namun, di tahun ketiga berjalannya sekolah di Jl. Ir. Juanda tersebut, pihak pemilik menyatakan ingin menggunakan lahan tersebut, walaupun masih tersisa dua tahun dari kesepakatan awal, tapi pemilik tetaplah yang memilki kuasa untuk mengambil kembali hak miliknya, sehingga mengharuskan kami terpaksa mencari tempat bernaung yang baru. 
Waktu yang diberikan pada kami kurang dari sebulan, saya ingat benar hari itu, setelah lebaran pihak pemilik sudah akan menghancurkan gedung untuk mereka gunakan sendiri. Jadilah, proses mencari dan mencari dimulai kembali. Hampir dua minggu tiap hari saya menyusuri jalan-jalan kota, lorong-lorong kecil, hingga gang-gang sempit untuk mencari rumah yang disewakan. Setelah belasan kontak person rumah yang disewakan dengan harga dan aturan yang bervariasi, tibalah pada pilihan yang sedikit sulit, karena rumah yang tersisa dan sesuai dengan kriteria kami yaitu memiliki halaman yang luas untuk bermain, jatuhlah pilihan kami ke sebuah rumah tua di JL.Ir.Juanda yang saat itu masih dalam keadaan seperti semula saat di bangun puluhan tahun yang lalu mungkin, lantai semen kasar, dinding bata, atap tanpa plavon, halaman yang kebanjiran jika turun hujan, ah... rasa-rasanya tidak layak untuk menjadi sekolah.   Tapi, bismillah hati berasa sudah terpaut di tempat ini, dan mulailah perjuangan kembali dimulai. Renovasi sedikit demi sedikit hingga saat tenggak waktu sebulan bisa setidaknya layak untuk digunakan.

Tapi kisah sedih tentang rumah sekolah ini belum usai. Memasuki tahun ketiga kami menempati rumah ini dengan sistem kontrak, sang pemilik bersikeras menjualnya, bahkan belum selesai usia kontrak tahun tersebut, sang pemilik menempelkan dipagar sekolah tulisan “DIJUAL”, ah... betapa hancurnya hati ini saat itu, disaat dana untuk tempat memang cuma cukup tuk sewa saja, juga karena bingung jika pindahan lagi dengan sebegitu banyak barang yang harus diangkut lagi, dan pertanyaan berulang orang tua yang semakin membuat berpikir keras, “Pindah lagi bunda?”, “Pindah kemana?”... 
Tapi, bismillah... seraya menarik nafas dalam dan menjernihkan pikiran, 
“Allah yang memberi ujian, Allah pulalah yang menyedeiakan jawabannya”
Dan , setelah berkeliling sepekan lebih mencari tempat, dan tidak mendapat alternatif yang lebih baik, akhirnya dengan pertimbangan yang panjang, kami memutuskan untuk mencoba berusaha menggalang dana untuk membeli rumah yang kami tempati saat itu, 700jt, uang yang mustahil kami dapatkan dalam waktu singkat, tapi Alhamdulillah dengan bantuan dan dukungan penuh orang tua dan keluarga, dana untuk down payment rumah tersebut telah terkumpul, dan Nopember 2017 status sewa menjadi hak milik Lembaga Pendidikan e~SchooL, walaupun masih mengangsur sisanya hingga saat ini...




Ini lah kami orang kecil tanpa nama besar
yang mungkin selalu nekat berbuat 'besar',
Kami hanya orang-orang kecil yg benar-benar ingin mengabadikan diri kami, dengan modal semangat dan keyakinan kami...

Tapi Alhamdulillah 
tahap demi tahap kami telah lalui dengan kerja keras diiringi nyinyir org sekitar mungkin, 
tapi tak masalah, 
kami bukan bekerja untuk mereka...

Yang kami tahu, 
mimpi kami masih panjang,
Jadi kaki kami harus tetap melangkah,
Bahkan harus melangkah lebih panjang dan lebih cepat karena, kami hanya orang-orang kecil...

Kamis, 30 Januari 2020

KIDS FESTIVAL PINRANG 2020, ajang prestasi dan kolaborasi anak

 

Dont Miss the Moment!!!

KIDS FESTIVAL PINRANG 2020, ajang prestasi dan kolaborasi anak 

Karakteristik Anak Usia Dini
Karakteristik setiap anak tentu berbeda satu dengan yang lain. Hal ini sangat penting diperhatikan orangtua atau pendidik. Karakteristik anak usia dini tersebut antara lain:

(1) Anak sangat peka terhadap lingkungan sekitarnya mulai dari apa yang mereka lihat. Hingga rasa ingin tahu mereka yang sangat tinggi.
(2) Anak usia dini bersifat egosentris, dia tidak terlalu mempedulikan perkataan dan perbuatan orang lain karena menganggap dirinya yang benar.
(3) Masa pembangkangan merupakan hal yang harus diperhatikan oleh orang tua. Jika tidak maka akan berdampak buruk pada karakter anak pada saat dewasa nantinya.
(4) Masa imitasi atau meniru, anak senang meniru dengan hal-hal yang mereka lihat.
(5) Berkelompok, ialah mengenai kelompok bermain anak. Mereka lebih menyukai bermain di luar bersama teman sebayanya daripada hanya bermain di rumah saja.
(6) Eksplorasi, sangat tepat jika pendidik mempunyai berbagai macam alat bermain dan permainan yang dapat membuat anak selalu antusias untuk mengikuti pengajaran dan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak.
Memperhatikan karakteristik anak di atas, maka dalam Pendidikan Anak Usia Dini seorang pendidik sebaiknya menggunakan tiga pendekatan. Yaitu, Learning by Playing, Learning by Doing, dan Learning by Stimulating.
Dari uraian di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa pendidikan anak usia dini perlu dimulai sejak dini. Bahkan orang tua dapat mengasahnya mulai balita. Ini karena anak yang dididik sejak dini mempunyai perbedaan yang sangat mencolok daripada anak yang kurang mendapat perhatian tentang pendidikan.
Kompetisi untuk anak, pentingkah?
Bagi sebagian orang tua, kompetisi hal yang perlu dihindarkan dari anak. Cemas kompetisi akan memberi tekanan dan stres pada anak, orang tua berusaha menjauhkan anak dari persaingan. Mereka membentengi anak dari kekecewaan dengan selalu mengatakan “semua anak adalah pemenang”.
Benarkah tidak pernah merasakan kemenangan atau kekalahan membawa kebaikan untuk anak? Tidak juga. Para ahli tumbuh kembang anak menyebutkan, kompetisi secara sehat bisa memberi dampak positif.
Selain mempersiapkan mereka melalui pengalaman menang dan kalah—hei, mereka tidak akan selalu mendapat apa yang mereka mau kelak—berkompetisi membantu mereka mengembangkan beberapa kemampuan yang akan berguna ketika mereka dewasa, seperti menunggu dan mengambil waktu giliran, empati, keuletan, dan kepercayaan diri.
“Kompetisi membantu anak memahami bahwa tidak harus selalu menjadi yang terbaik atau terpintar untuk menjadi sukses, tetapi kesuksesan akan datang kepada mereka yang bekerja keras dan gigih,” bilang Dr. Timothy Gunn, Psy.D, neuropsikolog pediatri pemilik Gunn Psychological Services, Inc. di California Selatan, dan salah satu juri acara Child Genius: Battle of the Brightest di kanal berbayar Lifetime. “Anak-anak yang terlibat dalam kompetisi akan mempelajari keterampilan sosial melalui interaksi dengan anak-anak lain, juga belajar soal nilai bekerja keras dan mengembangkan kepercayaan diri.”
Ciri-ciri kompetisi sehat dan tidak sehat
Agar manfaat kompetisi dirasakan anak, orang tua harus memastikan atmosfer kompetisi yang sehat dan membangun untuk mereka. Bagaimana mengetahui sebuah kompetisi sehat untuk mereka? Anak-anak tidak selalu bisa mengomunikasikannya dengan Anda. Namun ada beberapa ciri yang perlu diamati ketika anak terlibat dalam sebuah kompetisi.
Jika kompetisi berjalan dengan sehat, mereka akan menunjukkan reaksi:
1. Meminta ikut serta di kompetisi sejenis di waktu lain.
2. Bisa menerima kemenangan atau kekalahan dengan tenang tanpa emosi berlebihan.
3. Ada kemampuan baru yang mereka pelajari dan termotivasi untuk menjadi lebih baik serta terlihat bahagia dan menikmati proses peningkatan rasa percaya diri.
Sementara itu kompetisi yang tidak sehat akan terlihat dari kondisi anak sebagai berikut:
1. Menolak mengikuti kompetisi sejenis di waktu lain.
2. Berpura-pura sakit atau menghindari dengan mengatakan kebohongan lain ketika akan menghadapi kompetisi.
3. Menunjukkan gejala depresi, kecemasan, sulit tidur, atau kehilangan nafsu makan bahkan setelah kompetisi usai. “Kebanyakan anak yang berkompetisi mengalami kecemasan saat menghadapi pertandingan atau audisi besar, namun tidak perlu khawatir berkepanjangan hingga memengaruhi hal-hal lain dalam hidup mereka,” Gunn memperingatkan.
Bantu anak berkompetisi secara sehat
Mengalami kekalahan atau nyaris menang tidak selalu mudah untuk anak-anak, tetapi Anda selalu dapat membantu anak berpikir positif tentang kompetisi. Untuk permulaan, bantu anak mendefinisikan keberhasilan dalam kompetisi. Katakan, keberhasilan dalam kompetisi tidak selalu diartikan dengan memenangi piala, tetapi buatlah tujuan tersendiri dan tanamkan dalam benak anak. Misalnya, anak telah mencapai keberhasilan bila berani tampil di depan umum tanpa rasa malu.
“Saya meyakini bagian dari mengembangkan kompetisi yang sehat adalah ketika anak belajar bahwa kompetitor terberat adalah diri sendiri,” jelas Gunn. Alih-alih berkonsentrasi mengalahkan orang lain, minta anak fokus mengalahkan rasa takut, rasa tidak percaya diri mereka, atau mengalahkan rekor terakhir mereka sendiri.
Gunn membagi pengalaman menyertakan anaknya yang berusia 5 tahun dalam perlombaan lari. Di perlombaan pertama, sang anak menjadi pelari di garis paling belakang.
“Kami memberitahunya, kami tidak ingin ia mengkhawatirkan tentang betapa cepatnya anak-anak lain berlari, tetapi fokuslah pada waktu yang ia tempuh sendiri,” ungkapnya.
“Kami membuat target waktu sendiri yang harus ia tempuh, jadi perspektifnya berubah dari berkompetisi melawan anak-anak lain menjadi berkompetisi melawan kemampuannya sendiri.”
Hasilnya, si anak menikmati sebuah kekalahan sebagai keberhasilan mengalahkan targetnya sendiri. “Dia terus menikmati perlombaan lari hingga menyeberang negara bagian, meski sering menjadi anak terakhir yang melewati garis finis,” pungkas Gunn di berita https://gaya.tempo.co/read/757970/pentingnya-kompetisi-bagi-tumbuh-kembang-anak/full&view=ok