Selasa, 03 Desember 2019

KIsah Eyang Habibie dan Pesawat, kisah inspiratif untuk anak...

Sungguh...
Engkau slalu hidup dalam Hati kami...
dan, menjadi inspirasi tuk anak cucu kami...

Sepekan setelah kembalimu ke pencipta,
mata kami masih basah oleh air mata,
mengenang kisah cinta dan asamu,
cintamu akan bangsa ini
Asamu tuk perjuangan...



sepekan setelah pusaramu tertutup oleh tanah,
bibir kami masih tetap basah dalam doa-doa lirih,
mendoakan kekasih dan dirimu,
yang bersua tuk melanjutkan perjalanan...
sungguh indah, sungguh membuat kami iri...

Habibie pedda ulunna,
Nataro kappala luttu...
Lagu masa kecil,
Yg menggambarkan betapa Habibie sangat identik dengan pesawat terbang pada kami anak bangsa...

Semoga, R-80 segera terbang mengangkasa,
Menyatukan Nusantara...
Impian terakhirmu...
e~SchooL, 17 September 2019

Minggu, 01 Desember 2019

Bagaimana APE (Alat Peraga Edukatif) Anak di PAUD Jepang ? (Catatan Kunjungan di Paud Jepang, 2019)

Apa itu Alat peraga edukatif atau disingkat APE di PAUD?


Pengertian APE PAUD (Alat Permainan Edukatif) Menurut Para Ahli –adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan (Mayke Sugianto, 1995).

Tidak terlalu jauh berbeda dengan pengertian atau definisi alat permainan edukatif di atas, Direktorat PADU, Depdiknas (2003) mendefinisikan alat permainan edukatif sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai  edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak.


Untuk dapat melihat dan memahami secara lebih mendalam mengenai apakah suatu alat permainan dapat dikategorikan sebagai alat permainan edukatif untuk anak TK atau tidak, terdapat beberapa ciri yang harus dipenuhinya yaitu:
  1. alat permainan tersebut ditujukan untuk anak PAUD
  2. difungsikan untuk mengembangkan berbagai perkembangan anak PAUD
  3. dapat  digunakan  dengan  berbagai  cara,  bentuk,  dan  untuk  bermacam  tujuan  aspek pengembangan atau bermanfaat multiguna
  4. aman atau tidak berbahaya bagi anak
  5. dirancang untuk mendorong aktifitas dan kreatifitas anak
  6. bersifat konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan
  7. mengandung nilai pendidikan
Alat permainan edukatif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran anak di PAUD (TK KB TPA SPS). Ketersediaan alat permainan tersebut   sangat menunjang terselenggaranya pembelajaran anak secara efektif dan menyenangkan sehingga anak-anak dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal.


Nah, Pertanyaan selanjutnya..

Bagaimana sih alat peraga edukatif di PAUD Jepang yang menjadi rujukan pendidikan anak usia dini yang konon kabarnya terbaik di bidang pendidikan anak usia dini?
Berdasarkan beberapa referensi dan pengamatan langsung di Hoikuen Jepang, inilah beberapa foto alat peraga tersebut :










Ternyata..... mungkin jauuuuh dari bayangan kita.
Jepang yang notabenenya adalah negara maju dengan teknologi yang sangat canggih, ternyata memanfaatkan sampah untuk pembuatan alat peraga...

Jadi, jangan pernah berkecil hati dan patah semangat dengan keterbatasan dana atau lembaga, 

Karena, sampah pun bisa menjadi alat peraga edukatif yang sangat menyenagkan dan menarik untuk anak-anak kita...

SO, yuk semakin semangat dan kreatif dalam membersamai anak-anak didik serta anak-anak kita dirumah demi perkembangan dan stimulasi tepat untuk anak yang hebat..


#sederhanapenuhmakna
#rumahbermainpenuhcintadanCita

Bagaimana PAUD di JEPANG (Catatan Perjalanan Ketua Lembaga Pendidikan e~SchooL)

Perjalanan sangat berharga...

Mengunjungi dua Houikuen di Jepang,
Serasa ingin terlahir kembali membangun pendidikan di daerah kami...
Sungguh, betapa berbedanya sistem pendidikan yg negara maju jalankan,
Jangankan pembelajaran calistung di usia 5-6, pembelajaran khusus angka 1,2,3 belum mereka fokuskan...


Di Houikuen pertama, mereka memfokuskan pada #Otak yang cerdas, #Hati yang bersih, dan #Tubuh yang sehat, sebuah kesatuan arah tujuan dalam pendidikan di sekolah dan orang tua...
Tidak ada pelajaran khusus agama, menghafal, atau beribadah.. tapi mengapa Karakter mereka lebih Islami dibandingkan org Islam sekalipun???

Di Houikuen kedua bahkan, mereka hanya memfokuskan pada #Panca #Indera anak, semua aktivitas hanya terfokus pada panca Indera Anak...
Tapi, mengapa pendidikan di negara Jepang lebih maju dibandingkan kita, yg sejak usia dini menuntut anak bisa calistung???
Jawabannya adalah sistem pendidikan kita, yg ikut2an, ada yg bagus ikut saja, tanpa tahu apa makna dibaliknya,
Pun juga ketakutan tidak pandai berhitung, ketakutan tak bisa baca, atau sekedar supaya anak kita "lebih" dari anak tetangga atau keluarga lainnya...

Sungguh, mereka menerapkan kesederhanaan tapi penuh makna,
Sungguh, mereka fokus pada anak, pada kebahagiaan anak, pada tiap detail perkembangan anak, tanpa khawatir akan tertinggal dari sekolah lain...

Yah, saatnya berbalik arah...
Bukan angka, huruf, atau hafalan yg penting bagi anak usia dini...
Tapi jauh lebih di atas itu semua,
Kesadaran akan diri dan pencipta,
Hingga terbentuk karakter sederhana penuh makna,
Hingga terbentuk anak bahagia penuh cinta...
Siap mengaplikasikan ilmu dan pengalaman berharga ini?
Tk Islam Plus eSchooL (4-6y)
PlayGroup Islam Plus eSchooL (2,5-4y)
DayCare/Penitipan Anak(1,5 - 6y) 

Taman Baca Anak &Orang Tua😘

Panduan Apresiasi sekolah sahabat keluarga khusus PAUD/TK/KB/TPA/SPS

Sekolah Sahabat Keluarga...
Bukanlah hal yang asing ditelinga para insan pendidik dan kepala sekolah, namun apakah sudah tepat mengartikannya dan mengaplikasikannya...
yuk kita cari tahu bersama...



Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan sejalan dengan Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) 2005—2025 menyatakan bahwa visi 2025 adalah Menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan Paripurna). 


Visi ini masih amat relevan untuk dipertahankan, dengan tetap mempertimbangkan integrasi pendidikan dan kebudayaan ke dalam satu kementerian. Makna insan Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis. Dengan mangacu kepada Nawacita dan memperhatikan visi 2025, visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, visi Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas, serta integrasi pembangunan pendidikan dan kebudayaan, ditetapkan visi Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga adalah “Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan keluarga yang berkarakter dengan berlandaskan gotong-royong”. 



Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan yang berkarakter dapat dimaknai sebagai  terwujudnya tujuh elemen ekosistem. Meskipun pengertian insan sudah tercakup dalam istilah ekosistem, insan tetap disebut tersendiri. Penyebutan secara demikian dimaksudkan untuk memberi tekanan lebih besar pada arti sangat penting dari peran pelaku dalam suatu ekosistem. Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan keluarga yang berkarakter dapat dimaknai sebagai berikut: Terwujudnya insan yang memiliki karakter positif dan budaya prestasi; Terwujudnya ekosistem pendidikan keluarga yang mendukung penumbuhan karakter positif dan budaya prestasi baik di lingkungan keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat berlandaskan gotong royong. Untuk mencapai Visi Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga tahun 2019, ditetapkan misi yang merupakan rumusan umum dari upaya-upaya pencapaiannya yaitu: KODE MISI M1 Mewujudkan Pelaku dalam Ekosistem Pendidikan Keluarga yang Kuat M2 Mewujudkan Lingkungan Satuan Pendidikan yang Kondusif untuk Mendukung Penumbuhan Karakter dan Budaya Prestasi M3 Mewujudkan Tata Kelola, Efektivitas Birokrasi, dan Pelibatan 

Publik dalam Menciptakan Ekosistem Pendidikan Keluarga yang Kondusif   Misi Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga 2015—2019 dapat dimaknai sebagai berikut: Mewujudkan pelaku dalam ekosistem pendidikan keluarga yang kuat adalah penguatan siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, masyarakat dalam ekosistem pendidikan dalam menumbuh-kembangkan insan berkarakter dan berbudaya prestasi; Mewujudkan lingkungan satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang kondusif untuk mendukung penumbuhan karakter dan budaya prestasi adalah penciptaan suasana pembelajaran, pembiasaan, dan pembudayaan pola perilaku positif kepada anak secara aman, nyaman, dan menyenangkan; Mewujudkan tata kelola, efektivitas birokrasi, dan Pelibatan 

Publik dalam menciptakan ekosistem pendidikan keluarga yang kondusif adalah optimalisasi berbagai sumber daya dalam menciptakan ekosistem pendidikan keluarga yang mendukung tercapainya pola perilaku positif kepada anak secara akuntabel dan berlandaskan asas gotong royong. Untuk mensosialisasikan visi dan misi dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga laman ini dibangun untuk mewujudkan kemitraan tersebut. Melalui laman ini diharapkan terbangun ekosistem pendidikan, yang terdiri atas orang tua, kepala sekolah, guru, komite sekolah, dewan pendidikan, pegiat pendidikan dan masyarakat keseluruhan,  yang cerdas dan berkarakter..



Sahabat Keluarga yang dimiliki Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga (Bindikel) bukan untuk menggurui orang tua, tetapi diharapkan bisa menjadi bahan rujukan sekaligus saluran bagi orang tua dan guru untuk saling berinteraksi. “Bila kemitraan orang tua dan sekolah, selain dengan masyarakat itu bisa berjalan dengan baik, insya Allah pendidikan akan lebih lengkap,“ ujarnya.

Sumber: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/