Senin, 06 November 2017

PRIMADONA, PIRAMIDA MAKANAN PANDUAN ORANG TUA & ANAK

TERBAIK I 
KARYA NYATA GURU KB/TPA/SPS TINGKAT PROPINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2016

                 PRIMADONA

 
 



 “PIRAMIDA MAKANAN PANDUAN ORANG TUA DAN ANAK”
INOVASI PEMBELAJARAN MAKANAN SEIMBANG ANAK USIA DINI
MELALUI PERMAINAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
PADA PLAYGROUP ISLAM PLUS e~SCHOOL PINRANG


Diajukan kepada Tim Penilai Lomba Karya Nyata Lomba Apresiasi GTK PAUD DIKMAS Berprestasi Kategori Guru KB/TPA/SPS


HIJRIAH SYAM, S.Psi
PLAYGROUP  ISLAM PLUS e~SCHOOL PINRANG
PROPINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2016




Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
            Tiada kata yang paling indah selain puji-pujian  kepada Allah SWT, Zat Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Tiada terkira limpahan kasih dan rahmat-Nya kepada alam semesta, begitu pula dengan selesainya penyusunan Karya nyata ini dengan judul “Primadona, (Piramida Makanan Panduan Orang Tua dan Anak) Inovasi Pembelajaran Makanan Seimbang Anak Usia Dini  Melalui Permainan dengan Pendekatan Saintifik pada Playgroup Islam Plus e~schooldisusun sebagai salah satu prasyarat untuk mengikuti Apresiasi GTK PAUD & DIKMAS Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2016.
              Karya nyata ini dibuat terinspirasi melihat kenyataan tingginya tingkat ketidaktahuan orang tua dan anak tentang makanan yang seimbang sesuai kebutuhan anak berdasarkan usia. Penulis berpikir bahwa jika dalam sistem pendidikan diberikan pengetahuan tentang  makanan seimbang menggunakan permainan dengan pendekatan saintifik maka anak maupun orang tua akan mampu memilih makanan seimbang untuk perkembangan otak dan fisik anak. Sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal baik fisik maupun kecerdasannya.
Semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan KasihNya, senantiasa menuntun setiap langkah dan jalan hidup kita semua, serta meridhoi setiap usaha yang kita lakukan. Semoga karya nyata ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Amin….
Wassalamu ’Alaikum Wr. Wb                                                                                                                                                            Pinrang, Pebruari 2016

                                                                        Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap orang tua tentu mendambakan anak yang sehat, cerdas, kuat, dan berprestasi. Menurut para pakar laju tumbuh kembang dan tingkat intelegensia seorang anak sebagian besar dipengaruhi oleh asupan gizi. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia, diantaranya kualitas kecerdasan anak. Kecukupan dan keseimbangan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, remaja, hingga usia lanjut.
Anak balita sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa, dan kadang hanya menjadi objek pasif penerima makanan yang disediakan keluarga. Padahal untuk menunjang tumbuh kembangnya di masa keemasan, kandungan yang terdapat pada makanan yang sehat dan bergizi harus cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, serta harus memiliki perbandingan yang baik antara protein, lemak, dan karbohidrat. Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental anak tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, tentu saja harus memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan, dalam arti harus mengonsusmi makanan yang bergizi lengkap dan seimbang terutama untuk perkembangan otaknya.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi. Sebab, ketidaktahuan gizi selain mungkin ketidakmampuan (ekonomis), rata-rata anak sekolah kita alih-alih tercukupi gizinya, tubuh mereka dicemari pula oleh bahan berbahaya dalam jajanan.
Dunia pendidikan anak usia dini adalah sebuah dunia yang tidak terlepas dari bermain. Pengenalan kebiasaan makanan yang bergizi dan seimbang akan sangat efektif jika diajarkan melalui kegiatan bermain. Sehingga pendidik berinisiatif membuat sebuah alat permainan edukatif yang mengenalkan perilaku makan bergizi dan seimbang untuk anak usia 2-5 tahun yang diberi nama PRIMADONA, Piramida Makanan Panduan Orang Tua & Anak.
Karya nyata ini dibuat terinspirasi melihat kenyataan tingginya tingkat ketidaktahuan orang tua dan anak tentang makanan yang seimbang sesuai kebutuhan anak berdasarkan usia. Penulis berpikir bahwa jika dalam sistem pendidikan diberikan pengetahuan tentang  makanan seimbang menggunakan permainan dengan pendekatan saintifik maka anak maupun orang tua akan mampu memilih makanan seimbang untuk perkembangan anak. Sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal baik fisik maupun kecerdasannya.

B.    Tujuan
Tujuan dari penulisan karya nyata ini adalah untuk mendapatkan jawaban dari rumusan masalah tersebut di atas yaitu sebagai berikut :
a.       Menjelaskan PRIMADONA, Piramida Makanan Panduan Orang Tua dan Anak,   dapat digunakan sebagai inovasi pembelajaran makanan seimbang pada Playgroup Islam Plus e~SchooL?
b.       Mendeskripsikan hasil penerapan PRIMADONA sebagai inovasi pembelajaran makanan seimbang pada Playgroup Islam Plus e~SchooL?
c.        Mendeskripsikan faktor pendukung dan faktor penghambat yang dihadapi dalam penerapan PRIMADONA sebagai inovasi pembelajaran makanan seimbang pada Playgroup Islam Plus e~SchooL?
d.       Mendeskripsikan RPPM dan RPPH dalam penerapan PRIMADONA sebagai inovasi pembelajaran makanan seimbang pada Playgroup Islam Plus e~SchooL?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Deskripsi PRIMADONA sebagai Inovasi Pembelajaran Makanan Seimbang pada Playgroup Islam Plus e~SchooL

1.   Perencanaan
Piramida makanan merupakan perencanaan pola makan dengan gizi seimbang yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Prinsip penyajian makanan berdasarkan piramida makanan memenuhi beberapa prinsip, yaitu gizi seimbang sesuai dengan umur, aktifitas, dan jenis kelamin; variatif; dan tidak berlebihan. Susunan piramida makanan  yang menjelaskan isi gizi seimbang, membantu orang tua memenuhi kebutuhan gizi anak. Penerapan inovasi pembelajaran “PRIMADONA”, Piramida Makanan Panduan Orang Tua dan Anak dan disesuaikan dengan umur dan tahap perkembangan anak serta berpedoman  pada  sepuluh prinsip pembelajaran, yaitu :
a.    Belajar melalui bermain
Bermain bagi anak juga sebagai pelepasan energi, rekreasi, dan emosi. Dalam keadaan yang nyaman semua syaraf otak dalam keadaan rileks sehingga memudahkan menyerap berbagai pengetahuan dan membangun pengalaman positif. Kegiatan pembelajaran melalui bermain mempersiapkan anak menjadi anak yang senang belajar.
b.     Berorientasi pada perkembangan anak
Seluruh kegiatan pembelajaran di rencanakan dan dilaksanakan untuk mengembangkan potensi anak. Dilakukan dengan memenuhi kebutuhan fisik dan psikis anak.
c.      Berorientasi pada Kebutuhan anak
    Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Menurut Maslow kebutuhan anak yang sangat mendasar adalah kebutuhan fisik (rasa lapar dan haus), anak dapat belajar apabila tidak dalam kondisi lapar dan haus. Kebutuhan 

Rabu, 18 Oktober 2017

Ketika Allah berkata "Kun Fayakun.... Jadilah...maka...Jadilah..."

(Kisah nyata merintis sekolah impian.....)

Karena aku pernah berjanji,

Padamu Negri aku berbakti....

Maka, Aku bangkit untuk Generasi Muda Indonesia....


Bagi orang lain mimpi ini mungkin mustahil tuk terwujud, mimpi seorang siswi tuk membuat sekolah berkualitas dipelosok desa yang mungkin saat ini pun belum terdaftar di google maps...

Mimpi ini lahir, ketika saya duduk dibangku kelas I SMAN 2 Tinggi moncong, yang saat itu merupakan satu-satunya SMA Unggulan di Sulawesi Selatan, yang siswanya hanya 60 orang dalam satu angkatan, yang siswanya berasal dari ujung Aceh hingga Papua, dan saya salah satu siswa yang beruntung dari 600 lebih siswa yang mendaftar, Alhamdulillah menjadi urutan 11 dalam pengumuman...


Belum seminggu belajar di SMUDAMA, saya merasa begitu banyak ketertinggalan dalam keterampilan dan pengalaman belajar, bahkan kalah jauh dengan teman yang berasal dari Papua, begitu sulit, begitu rumit, begitu menyala pertanyaan di kepala saya "MENGAPA SAYA dari PINRANG begitu tertinggal???", Padahal dari segi IQ bisa dikatakan diatas rata-rata, hingga akhirnya saya berazzam "SAYA AKAN MEMBUAT SEKOLAH DI KABUPATEN PINRANG!!!", entah kapan dan bagaimana caranya, asalkan ketertinggalan ini tidak dirasakan adik-adik dan anak-anakku, generasi Kabupaten Pinrang nantinya, "CUKUP SAYA, CUKUP SAYA...."

Dan, janji itulah menjadi api semangat yang tidak pernah padam di dada saya, setelah selesai SMA saya memilih Jurusan Psikologi tuk mewujudkan mimpi itu, walaupun lulus di beberapa jurusan favorit, bahkan sempat berbeda pendapat dengan orang tua yang menginginkan saya mengabdi menjadi seorang dokter kelak, namun dengan penuh kesabaran dan keyakinan hati, saya mengakinkan orang tua bahwa panggilan jiwa saya di pendidikan, pendidikan untuk kampung halaman saya, KABUPATEN PINRANG, akhirnya doa dan restu mereka mengantarkan saya di FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR tanpa tes apapun....

yah, mimpi itu perlahan menjadi nyata...
Tahun 2012, dengan modal keyakinan dan api semangat yang masih berkobar, dengan modal dana secukupnya dari tabungan saya dan suami tercinta yg selalu mendukung cita cita saya, Bismillah saya mendirikan sebuah lembaga pendidikan e~SchooL, Lembaga Pendidikan yang awalnya dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini...

DICIBIR, yah DICIBIR oleh banyak orang...
Keluarga, Teman Kuliah yang awalnya mendukung tuk melanjutkan kuliah, banyak yang menyayangkan keputusan saya tuk kembali ke Daerah, membangun sekolah...
DIRAGUKAN, yah DIRAGUKAN oleh banyak orang...
Para Stakeholder Pendidikan di Kabupaten Pinrang meragukan kemampuan saya membangun sekolah berkualitas, hingga terasa begitu sulit dan berbelit dalam segala pengurusan administrasi..

KECEWA? Yah saya sebagai manusia biasa sangat kecewa, tapi MUNDUR??, Bukan Diri Saya....
Api semangat itu masih menyala dan terus menyala....
Bahkan hingga saat ini..

Tahun pertama, Kami masih "Nebeng Tempat" disalah satu Lembaga Bimbingan Belajar di Kab.Pinrang,
Tahun kedua-kelima, Karena Membludaknya orang tua yang ingin mendaftarkan anandanya, terpaksa Kami memutuskan untuk menyewa tempat sendiri dengan sistem kontrak pertahun hingga 2 kali digusur..

Dan...... Hingga di Tahun Keenam, MIMPI ITU MENJADI NYATA..... 

Tahun keenam,

di HARI ULANG TAHUN SAYA, 15 Tahun setelah JANJI itu terucap MIMPI ITU MENJADI NYATA.....


Begitu banyak air mata yang tumpah tuk mengungkapkan begitu besarnya syukur kami,
setelah lima tahun pindah, angkut angkat sana sini perlengkapan sekolah, kini Kami telah memiliki "Tempat" yang kami juluki "RUMAH BELAJAR PENUH CINTA" awalnya hanya mimpi seorang siswi berumur 15 Tahun, Kini Lembaga Pendidikan e~SchooL menjadi salah satu Lembaga Pendidikan yang sangat diperhitungkan di Kabupaten Pinrang, bahkan di Propinsi Sulawesi Selatan mendapatkan penghargaan Apresiasi Lembaga PAUD Terbaik se-Sulawesi Selatan Tahun 2016 lalu..


Orang-orang yang awalnya mencibir, meragukan, mengacuhkan berbalik arah menjadi pendukung dan pembakar semangat api perjuangan saya kembali tuk berbuat lebih dan lebih lagi tuk Kampung Halaman saya tercinta....

KUN FAYAKUN... Jadilah maka Terjadilah...

MIMPI yang menjadi NYATA,
untuk semua yang mempunyai MIMPI, jangan pernah menyerah...
jangan pernah mengubur Mimpi-mimpimu, walau entah kapan kan terwujud...

Bermimpilah, dan Biarkan Allah memeluk Mimpi-mimpimu....


(Tulisan ini dibuat bukan untuk menyombongkan diri, tapi hanya untuk menyemangati teman-teman diluar sana untuk mewujudkan mimpi-mimpinya... tak ada kata mustahil.. saat Allah berkata KUN FAYAKUN.. Jadilah maka Terjadilah...)

Rabu, 15 Februari 2017

Open House & Kids Festival Pinrang Anniversary

OPen House adalah Kegiatan Tahunan dari Lembaga Pendidikan e~SchooL sebagai ajang silaturahmi Orang Tua, Siswa, Alumni, Calon Siswa dan Masyarakat di Daerah Pinrang dan sekitarnya serta dirangkaikan dengan KIDS FESTIVAL dalam Rangka Hari Ulang Tahun Kabupaten Pinrang.Kegiatan ini telah terselenggara sejak tahun 2013adapun rangkaian kegiatan dalam Open House & Kids Festival ini, adalah :
1. Games (sejenis ditaman ria, hehe)
2. Batik (silahkan yg mw blajar batik)
3. Akustik Live music (yg mau nyanyi bareng suami, anak,keluarga atw bunda2 bisa)
4. Mewarnai (workshop mini cara mewarnai)
5. Dongeng (banyak bunda n kk dongeng yg siap berbagi cerita n berbagi ceria)
6. Aku cinta Buku, Buku lagi, lagi lagi Buku, karena Buku Jendela Dunia Akhirat...
7. Masih bxk lagi

So, Dont Miss It.. Di Taman Pintar sj liburanya, Kita seru-seruan disini y ayah bunda, ananda semua... Ajak kakek, nenek, tante, om, tetangga, kakak, adik, hehe... Sekampung juga boleh...

Rabu, 25 Januari 2017

Apakah Kita Orang Tua yang Dirindukan dan Selalu Dinanti Kehadirannya?

" Apakah Kita Orang Tua yang Dirindukan dan Selalu Dinanti Kehadirannya?"

Demikian kalimat pembuka yang saya sampaikan ketika mengisi kelas diskusi orang tua siswa di sekolah tempat saya mengabdi. Disampaikan dengan nada serius, sedikit menekan, menunjukkan betapa kalimat kunci tersebut sangat sarat makna dan pesan.
Para orangtua siswa pun dengan seksama memerhatikan kata demi kata, kalimat demi kalimat yang terucap dari mulut saya. Ya, sebagai orangtua, mungkin mereka merasa sangat penting untuk menyimak apa yang hendak saya sampaikan. Atau mungkin saja merasa ‘tersindir’ dengan kesimpulan tersebut.
Terlepas dari itu, saya secara pribadi sangat meyakini ungkapan pembuka tersebut.
Orangtua adalah sandaran paling kuat bagi saya. Bukan hanya itu, kehadirannya yang penuh makna dan kasih sayang selalu menghangatkan malam yang dingin. Kemampuannnya menyediakan lingkungan yang baik membuat saya bertumbuh dan mampu mengembangkan potensi.
Orangtua adalah teman pertama dan utama bagi saya dalam mengukir kenangan indah dan bahagia semasa hidup khususnya di masa kecil.
Bercermin dari mereka, sayapun ingin melakukan hal yang sama kepada anak-anak saya kelak. Meskipun saya sadar bahwa hal itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Melihat dan menelisik beberapa teman-teman yang sudah lebih dahulu menjadi orangtua, saya menyimpulkan bahwa tidaklah mudah untuk mengakui dan menyadari bahwa kita adalah orangtua secara lahir dan batin.
Katherine Ellison, jurnalis pemenang Pulitzer, editor, dan penulis ini, menyatakan bahwa menjadi orangtua akan membuat hidup kita menjadi lebih kreatif. Para orangtua biasanya memiliki motivasi untuk terus berkembang, selalu ingin memperbaiki diri, menjadi lebih visioner, tidak egois, bijaksana, lebih sabar, penuh syukur, bergairah menjalani hidup, lebih rajin, serta lebih mengenali sifat diri kita dan orang lain.
Namun nyatanya, menjadi “orangtua” tidak menjadi jaminan selamanya akan melahirkan kreatifitas, kebijaksanaan, kesyukuran, kesabaraan, visi masa depan--sebagaimana banyak terjadi di sekeliling kita, atau mungkin seperti pengalaman kita masing-masing.
Terkadang, kita punya hajatan keluarga, atau acara arisan teman kantor dan reunian sahabat lama. Lazimnnya, karena lama tak ketemu, sejumlah cerita dan kenangan akan diputar ulang kembali dalam acara tersebut. Demikian halnya dengan perkembangan karir, keluarga termasuk anak-anak menjadi bahan nostalgia bersama. Terasa ingin berlama-lama bersama teman lama. Curahan hati tak kunjung berakhir.
Namun, suasana bahagia tersebut acapkali terganggu dengan tingkah si kecil yang mulai rewel. Biasanya 15 menit sampai 30 menit pertama, si kecil masih bisa bersikap manis. Masih bisa diatur. Hanya saja, tak lama kemudian anak sudah mulai bertingkah. Susah diatur, bahkan menangis kencang, tidak mau diam.
Dalam kondisi seperti ini, seringkali saya menyaksikan orangtua kehilangan kendali. Kehilangan kesabaran, apalagi kreatifitas. Yang terjadi malah wajah mulai tak bersahabat, mata melotot, suara yang meninggi bahkan mencubit kiri kanan. Jadinya, bukannya anak bisa diam dan diatur malah semakin rewel dan menangis.
Atau pada kasus yang lain, misalnya, di pagi hari, dimana kita seharusnya bergegas bangun menyambut segarnya udara pagi. Sejatinya menyiapkan sarapan sehat dengan dengan penuh cinta, membelah hangatnya mentari dan menjemput karir yang cemerlang dengan penuh semangat.
Namun yang terjadi justru sebaliknya, kecerian menjadi suram, semangat menjadi tekanan dan menegangkan. Urat syaraf mengencang, jantungpun berdetak kencang, suara meninggi dan mata melotot. Betapa tidak, waktu terasa cepat merampas kehangatan bersama keluarga di waktu pagi. Yang terngiang-ngiang hanyalah ketakutan terlambat masuk kerja. Dampaknya pun merembet ke mana-mana. Anak-anak pada khususnya. Semuanya serba tergesa-gesa. Anak-anak dipaksa mandi, sarapan bagaikan kilat, dan berangkat ke sekolah serba cepat. Akibatnya, hanyalah deraian air mata.
Bukan hanya itu, biasanya kata-kata nasehat terdengar seperti ancaman dan bentakan. Tetesan air mata yang mengalir dipipi si mungil menyertainya hingga sampai di sekolah. Hangatnya mentari tak sehangat perasan orangtua tersebut, lebih-lebih si anak. Pagi yang sejuk dan hari yang ceria hanya menjadi mimpi belaka baginya. Akhinya, kehangatan pagi berubah bagaikan neraka siap menerkam mereka.
Masihkah orangtua seperti itu terdekat dan tidak pernah menyakiti?
Tentu kita sepakat mengatakan “TIDAK”.
Lalu orangtua yang seperti apakah yang terdekat dan tidak pernah menyakiti? Orangtua yang bagaimanakah yang selalu dirindukan dan dinanti kedatangannya serta dicari oleh anak-anaknya? Jawabnya ada pada anak-anak.
Tanya mereka!
Apabila mereka sedang berada di samping kita, peluk dengan penuh kehangatan dan tanyalah! Karena sudut pandang mereka berbeda dengan sudut pandang kita. Jawaban yang akan kita peroleh dari mereka, saya pastikan, adalah jawaban luar biasa di luar dugaan kita
By : Sahabat TerbaikQ (JUsmiati Usman, S.Psi, Psikolog)