Sabtu, 31 Maret 2018

"EcoEducation Strategic Colaboration" Inovasi Pendidikan Cinta Lingkungan pada TK/KB Islam Plus e~SchooL Pinrang




EcoEducation Strategic Colaboration dapat diartikan sebagai strategi kolaborasi pendidikan cinta lingkungan. Inovasi ini melibatkan secara aktif semua sumber daya manusia di sekitar lembaga PAUD, yaitu Orang Tua, Pendidik, tenaga kependidikan, Pemerintah, Organisasi mitra, pihak swasta, masayarakat, gugus PAUD, lembaga PAUD lainnya, bahkan melibatkan peran peserta didik dari lembaga PAUD itu sendiri dalam mengelola dan memanfaatkan sampah menjadi alat peraga edukatif.
EcoEducation Strategic Colaborationmerupakan terobosan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Sampah yang sebagian besar berasal dari rumah tangga selama ini hanya menjadi masalah, namun pada inovasi ini diubah menjadi bahan dasar untuk membuat alat peraga yang bisa dan selalu siap digunakan untuk menjadi alat peraga dan bahan ajar untuk Anak Usia Dini yang sebelumnya sangat bergantung pada pembelian lembaga atau bantuan pemerintah. Karya ini sangat Inovatif karena belum pernah ada sebelumnya namun sangat terasa manfaatnya bagi lembaga PAUD serta semua pihak yang berpartisipasi.






Peran serta Orang tua dalam inovasi ini adalah mengumpulkan sampah Daur Ulang, mendistribusikan sampah ke Bank Sampah Sekolah, mengajak tetangga & Keluarga melakukan hal serupa, serta bersama sekolah mendaur ulang dan membuat APE. Orang tua yang selama ini biasanya hanya membuang sampah rumah tangganya kini bisa membantu pihak sekolah dalam membuat alat peraga dan dengan proses pengumpulan dan pembuatan bersama alat peraga tersebut memungkinkan adanya transfer knowledge sehingga orang tua pun dapat membuat sendiri alat permainan bersama anaknya dan hal tersebutmenjadikan anak dan orang tua menjadi lebih aktif dan kreatif dalam membuat alat bermain anak sehingga menjadi selektif dalam membeli alat permainan yang telah jadi. Hal ini juga menghemat biaya pembelian alat permaianan untuk anaknya dengan membuatnya sendiri, bahkan dapat menjual atau menyalurkannya kepada teman atau kerabat lain yang membutuhkan. Orang tua dan anak yang kontinu dalam mengumpulkan sampah ke lembaga akan mendapatkan reward sederhana dari lembaga berupa bingkisan atau hadiah buku sebagai penyemangat untuk melakukan inovasi ini.

Pendidik dan tenaga kependidikan di lembaga memilki peran utama dalam menggerakkan inovasi EcoEducation Strategic Colaboration karena berperan dalam beberapa bidang yaitu Bank Sampah (e~SchooL ZeroWaste), e~SchooL Publishing, serta e~SchooL Share&Care. Bank sampah (e~SchooL Zero Waste) bertugas untuk menerima sampah dari orang tua dan masyarakat, memilah sampah berdasarkan kategori bahan dan bentuk, membersihkan sampah, menginventaris sampah, dan terakhir memasukkan sampah ke tempat penyimpanan sampah. Penerimaan sampah dari orang tua dan masyarakat biasanya dilaksanakan saat pagi dan siang hari saat orang tua mengantarkan dan menjemput anaknya. Pihak lembaga sebelumnya memang menyediakan keranjang/kotak tempat orang tua menyimpan sampah di halaman sekolah sehingga memudahkan tiap orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi mengumpulkan sampah tersebut. Sedangkan proses pemilahan, pembersihan, dan penyimpanan biasanya dilaksanakan saat proses pembelajaran telah selesai oleh pihak lembaga dan dapat dibantu oleh siswa.

 
e~SchoolPublishing yang terdiri dari pengolahan sampah menjadi APE, pembuatan buku petunjuk pembuatan APE, pembuatan buku RPP, serta pembuatan buku administrasi.  


pelatihan tentang inovasi EcoEducation Strategic Colaboration di gugus PAUD dan di lembaga lainnya. Lembaga kami juga mengajak partisipasi gugus dalam melaksanakan inovasi ini. Disetiap pertemuan gugus yang biasa disebut kelompok kerja gugus terdapat sesi khusus untuk berbagi cara pembuatan Alat Peraga dari sampah (gugus menyebutnya oleh-oleh), dan hal ini inisiatif lembaga dan telah kontinu terlaksana di tiap pertemuan gugus hingga saat ini. Pendistribusian APE dan buku petunjuk juga dilaksanakan pada lembaga PAUD binaan kami yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Pinrang.


Peserta didik memilki peran bersama orang tua dalam mengumpulkan  sampah daur ulang, mendistribusikan sampah ke bank sampah, bersama sekolah mendaur ulang dan membuat APE, pembiasaan LISA (lihat sampah ambil) serta menjadi tutor sebaya dalam mengolah APE di lembaga lain. Peserta didik berperan aktif dalam menjadi tutor sebaya pada lembaga lain, dengan mempraktikkan pembuatan APE pada lembaga binaan atau lembaga yang mengundang untuk pembuatan APE. Hal ini memungkinkan untuk peserta didik melatih percaya diri berdiri dihadapan orang banyak serta malatih empatinya kepada anak lainnya.

Peran Pemerintah, Swasta, dan oraganisasi mitra (IGTKI dan HIMPAUDI) dalam melaksanakan inovasi ini yaitu,  membimbing program Ecofamily Strategic Colaboration, menjadi fasilitator Program EcoFamily ke Lembaga lain dan masyarakat serta membantu mendistribusikan APE dan buku petunjuk ke Lembaga lain yang membutuhkan.   Sedangkan peran Gugus/Lembaga PAUD lainya yaitu membantu mengumpulkan sampah, membuat APE bersama sekolah dalam kegiatan kelompok kerja guru, menerima APE & buku petunjuk yang telah disusun bagi lembaga magang dan lembaga binaan, serta  mengaplikasikan/menduplikasi kegiatan serupa di lembaganya, sehingga inovasi ini dapat bermanfaat dan berdampak luas bagi masyarakat.


#Tulisan memiliki Hak cipta, dilarang mengcopy paste tanpa sepengetahuan penulis 
(Hijriah Syam, S.Psi)


Kamis, 29 Maret 2018

Pengumuman Lomba Pekan Raya Pinrang 2018

Alhamdulilah ananda sudah memperlihatkan prestasi dan kolaborasinya dalam Lomba Mewarnai & Lomba Fashion Show..



Smoga menjadi ajang positif mengasah bakat dan percaya diri ananda..








Juara lomba fashion show.

Busana Sekolah
Juara I :A.Nasywah(Tk Al-qadri)
Juara II :TASYA (eschool)
Juara III :FAIRAH(eschool)

Busana casual trendi:
Juara I :TASYA(eschool)     
Juara II :A.Nasywah(Tk Alqadri)
Juara III :FAIRAH(eschool)

Busana Hijab Modern:
Juara I :A.Nasywah(Tk Alqadri)
Juara II :FAIRAH(eschool)
Juara III :TASYA(eschool)


Lomba mewarnai Mom And Kids (usia 3-6 Tahun)
Juara I : Muhammad Rafandra (eschool)
Juara II : Dinda Izzatunnafzia (Tk Nurul ilmi Bilajeng)
Juara III : Kania Annisa Fira ( eschool)


Lomba Mewarnai Usai 7-9 tahun
Juara I : Muhammada ikram (SD 161 Pinrang)
Juara II : Mutia Ramadhani ( SD 16 Pinrang)
Juara III : Putri Shangkara paraswari (SD 16)

Demikian Pengumuman Hasil Lomba Mewarnai Dan fashion Show pada kegiatan Pekan Raya Pinrang 2018



Penerimaan Hadiah in syaa Allah Hari Sabtu, Tanggal 31 Maret 2018 pukul 20.00 Wita di Lapangan Bosowa Pinrang

Terima Kasih ☺




Alternatif Pembelajaran Siswa TK dengan gaya belajar Kinestetik

Kelompok A Tk Islam Plus e~SchooL
Rombel 1&2



Dengan perbandingan 2,5 : 1 siswa
laki-laki dan perempuan😘

Banyakan siswa laki-laki dan smua kinestetik 😎
Jadilah pembelajaran yg memang menguras tenaga, dan harus siap kotor karena debu & keringat..

Beruntung, bunda-bunda org tua kami adalah mamah mamah jamanNow yg strong dan sangat peduli akan tiap perkembangan ananda, jd hanya "tersenyum" saat menjemput ananda dengan baju penuh keringat atau sedikit noda di badanπŸ˜‰

Kali ini pembelajaran sederhana tapi penuh makna,
Ayo tebak, lagi asyik main apa ya?😁😎

#sederhanapenuhmakna
#rumahbermainpenuhcinta
#eschooluntuksemuaanakIndonesia







Sekolah kami bukan gedung tinggi nan megah..
Tapi, hanya sebuah rumah bermain yg sederhana,
Tapi penuh cinta di dalamnya...😍😍😍

Semangat berjuang bunda guru tuk mencerdaskan masa depan bangsa..

Semangat berjuang ayah bunda tuk mempersembahkan yg terbaik untuk ananda...

Dan, semangat berjuang anandaQ, 
Tuk menggapai cita-cita mu,
Para pemimpin Bangsa Indonesia 20-30 tahun yg akan datang 😘

Masa depan Agama & Bangsa ini adalah manifestasi jejak langkah dan keringat mu menuntut ilmu hari ini...

Selasa, 27 Maret 2018

Tingkatkan prestasi siswa dengan berkebun???

Berkebun di sekolah memang menyenangkan, namun riset membuktikan bahwa kegiatan ini juga meningkatkan prestasi akademik.
Tahun lalu, sebuah studi di Amerika Serikat menemukan bahwa siswa yang aktif berkebun di sekolah mengalami kenaikan nilai sebanyak 12-15% di ujian matematika dan sains, serta perkembangan yang baik di keahlian membaca dan berbahasa. Menurut observasi para guru, perilaku dan disiplin siswa menjadi lebih baik sehingga kenakalan di kelas berkurang dan semakin sedikit siswa yang absen.
Di New Zealand, siswa Pillans Point School bersemangat untuk berkebun di sekolah. Kegiatan ini sudah dijalankan selama 2,5 tahun dan merupakan bagian dari riset mengenai pengaruh berkebun dalam pendidikan di South Island. Riset yang didanai Healthy Eating Healthy Action Nutrition Fund ini menemukan hasil bahwa adanya kebun di sekolah dapat membantu siswa tetap aktif, meningkatkan rasa percaya diri dan rasa tanggung jawab.
Hasil riset menunjukkan bahwa banyak pelajaran yang bisa diambil dari berkebun dan sejalan dengan kompetisi utama dalam kurikulum, yaitu:
  • Matematika: Siswa mengukur luas taman, menghitung volume tanah dan menimbang hasil tanam.
  • Sains: Berkebun membantu siswa belajar tentang pertumbuhan tanaman, cuaca dan musim.
  • Bahasa: Siswa membaca tulisan yang ada di bungkus benih dan membuat catatan pertumbuhan tanaman.
  • Kemampuan Observasi: Menanam dan mengenali koneksi antara elemen berkebun dapat meningkatkan kemampuan observasi.
  • Ketrampilan hidup: Bekerja sama dan saling berbagi dapat meningkatkan komunikasi.
  • Kreativitas: Siswa dapat berperan serta dalam membentuk kebunnya sendiri.
Dalam implementasinya, terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam pembangunan kebun di sekolah. Antara lain, kurangnya waktu, kemampuan mengatur guru dan relawan serta akses ke pendanaan. Namun, hal ini dapat disiasati dengan manajemen yang baik dari pihak sekolah.
Sumber: http://www.stuff.co.nz/life-style/home-property/89224828/Gardening-does-it-make-kids-smarter